Kehidupan Mengajar Pengalaman Dituai

Salam,

1. Kucingku melompat-lompat tinggi percubaan menangkap kupu-kupu terbang rendah. Tenang berbaur gembira menumpang kegirangan kucing bermain-main sambil sesekali menerkam dan mengusik temannya yang singgah melihatnya ceria di pagi hari. Alangkah indahnya hidup kucingku yang sentiasa dimanja dan dibelai aku tanpa jemu dan keperluan hidup yang tidak putus. Beratnya amanah dan tanggungan bukan miliknya dan tidaklah pula iri dan dengki bertamu dalam diriku kerana itulah nasibnya kucing.

2. Namun begitu, berapa banyak kucing-kucing di luar sana yang tidak bernasib baik seperti kucingku. Ke sana sini mereka mengemis simpati manusia entah simpati entah kata-nista dan sepak-terajang yang tidak diundang menyinggahi tubuh mereka. Alangkah kasihan dan sedih pabila setiap kali aku dipertonton kehadiran kucing dan kemunculan dajal-dajal dan iblis-iblis yang memunculkan diri dengan topeng manusia melakonkan babak penderaan yang teramat memilukan hatiku yang di kelilingi taman kemanusiaan.

3. Seperti kucing, manusia juga tidak semuanya bernafas dengan kegembiraan, nadi berdenyut ditemani kemewahan, mata terbuka merenung keindahan, hidung menghidu wangian debunga dan telinga tanpa henti diulik kegelian sedapnya kata-kata. Ada yang kemewahan hidup melimpah-ruah, ada yang terhinggut-hinggut menadah tangan segenap penjuru, tidak kurang yang meraung kesakitan atas kesengsaraan hidup ibarat tiada syurga di matanya.

4. Dalam hidup,terkadang kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita inginkan. Dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, akhirnya kita tahu bahwa yang kita inginkan terkadang tidak dapat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia. Itulah sunnah kehidupan yang hanya dinikmati oleh mata yang benar-benar melihat, telinga yang mendengar suara dari langit dan akal yang diletakkan pada tempat sesuai dengan kelayakannya. Agama menjadi sendi hidup, pengaruh menjadi penjaganya. Kalau tidak bersendi, runtuhlah hidup dan kalau tidak berpenjaga, binasalah hayat. Biarkan kejahatan menopang dagu mengintai ruang untuk menembusi dada dan jantung sambil berbisik membalas kejahatan manusia dengan kejahatan kerana bisikan para malaikat dan Allah itu lebih pantas dan kukuh menahan kesabaran kita.

5. Orang yang terhormat itu kehormatannya sendiri melarangnya berbuat jahat. Gantungkan azam dan semangatmu setinggi bintang di langit dan rendahkan hatimu serendah mutiara di lautan. Allah sedang berbicara dengan kita tentang sabar dan ikhlas setiap kali kita mengingatiNya pabila tertimpanya dugaan. Jika kehidupan kita hari ini belum baik, berarti itu bukan akhir dan Insyallah kedatangannya tidak pernah mungkir.

Wallahualam

~: hnbk :-

Leave a comment